Kamis, 01 Januari 2015

Muaro Labuah


Asal usul Muaro Labuah
Gambar: salah satu sudut kota Muaro Labuah
Darwis Thaib Dt. Bandaro, mengemukakan, bahwa:
“Sungai Pagu Surambi alam Minangkabau”

Selanjutnya pendapat dan ahli-ahli. adat di Sungai Pagu sendiri yang mengatakan, bahwa alam Surambi Sungai Pagu mempunyai keturunan ke Pesisir, yaitu daerah Bandar X.Pengertian Surambi di sini, ialah Sungai Pagu yang mempunyai Surambi; surambinya daerah Pesisir itu sendiri. Untuk jelasnya mana yang betul dan kedua pendapat ini, baiklah ditiajau terlebih dahulu bagaimana asal mulanya dan perkembangan daerah Sungai Pagu.
Gambar: istano rajo balun yang terletak di jorong balun, pakan rabaa

Asal-usul / Perkembangan penduduk
Dalam pemerintahan Kabupaten Solok, Propinsi Sumatra Barat terdapat suatu daerah dengan nama Kecamatan Sungai Pagu dengan ibu kota kecamatannya Muara Labuh. Kecamatan ini terdiri dan dua nagari, yaitu:

a. Nagari Pasir Talang
b. Nagari Kota Baru

Menurut letak geografisnya daerah ini berbatas:
· sebelah Timur dengan Kecamatan Sangir/Lubuk Gadang
· sebelah Selatan dengan gunung Kerinci
· sebelah Barat dengan Bukit Barisan
· sebelah Utara dengan kecarnatan Pantai Cermin/Surian

Dan Tenggara (dekat guriung Kerinci) mengalir Batang Bangko dan dan Barat Laut, perbatasan kecamatan Sungai Pagu dengan kecamatan Pantai Cermin, mengalir Batang Suliti; keduanya bertemu dekat nagari Muara Labuh (ibu kecamatan) dan terus mengalir ke Timur, yang akhirnya bertemu dengan Batang Hari dan Batang Gumanti.
Pada umumya kehidupan dan penghidupan terutama dan hasil pertanian, seperti padi, kopi, getah, hasil hutan dan hasil lainnya. Karena kesuburan tanahnya daerah mi terkenal di Sumatera Barat sebagai daerah surplus beras. Buktinya dapat dilihat dengan jelas dan perimbangan banyaknya penduduk, produksi dan kebutuhan dalam setahun.

Di samping itu dapat pula ditunjukkan, bahwa adanya bangsa-bangsa asing pada zaman penjajahan Belanda yang mendirikan onderneming-onderneming yang terdapat di. beberapa tempat, seperti:

1) Kebun teh di Pekonina, Huberta dan Bukit Melintang
2) Kebun Kina di Bangko kecil, Bangko Besar dan Sumangun
3) Getah di Sungai Lambai
4) Kopi di Pinang Awan

 gambar: salah satu pemandangan di desa pasampan.
Disebabkan politik bumi hangus pada waktu zaman perang kemerdekaan pada tahun 1948, semua bangunan di perkebunan tersebut, kecuali perkebunan getah di Sungai Lambai, dibumi-hanguskan

Sumber: Skripsi Bpk. Napilus Oedin yang berjudul PERANAN KERAWITAN DALAM PENGANGKATAN RAJA ALAM SURAMBI SUNGAI PAGU pada ASKI Padang Panjang, 1975

Tidak ada komentar:

Posting Komentar